cover
Contact Name
Jaya Pramana
Contact Email
jayapram@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
support@majalahpatologiindonesia.com
Editorial Address
Departemen Patologi Anatomik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jl. Salemba Raya 6, Tromol Pos 3225, Jakarta 10002
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Majalah Patologi Indonesia
ISSN : 02157284     EISSN : 25279106     DOI : https://doi.org/10.55816/
Core Subject : Health,
Majalah Patologi Indonesia (MPI) digunakan sebagai wahana publikasi hasil penelitian, tinjauan pustaka, laporan kasus dan ulasan berbagai aspek di bidang patologi manusia. Tujuannya ialah menghadirkan forum bagi permakluman dan pemahaman aneka proses patologik serta evaluasi berbagai penerapan cara diagnostik sejalan dengan kemajuan perkembangan ilmu dan teknologi. Selain itu juga untuk merangsang publikasi barbagai informasi baru/mutakhir.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 24 No 2 (2015): MPI" : 8 Documents clear
Hubungan Ekspresi CD8 dengan Skor Diferensiasi Liposarkoma Ida Hartati; Sjahjenny Mustokoweni
Majalah Patologi Indonesia Vol 24 No 2 (2015): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.109 KB)

Abstract

Latar belakang Liposarkoma merupakan keganasan jaringan lunak yang cukup sering. Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya didapatkan 30 kasus liposarkoma dengan berbagai skor differensiasi, dari sekitar 150 kasus keganasan jaringan lunak, dalam rentang waktu 5 tahun periode Januari 2008-Desember2012. CD8 memiliki peran dalam proses apoptosis. Penelitian ini menganalisis hubungan ekspresi CD8 dengan skor diferensiasi liposarkoma Metode Penilaian dilakukan terhadap blok parafin penderita liposarkoma yang didiagnosis di RSUD Dr. Soetomo mulai Januari 2008-Desember 2012. Sebanyak 30 sampel untuk kepentingan statistik, 18 sampel dilakukan pulasan imunohistokimia CD8. Hubungan ekspresi CD8 dengan skor diferensiasi liposarkoma menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil Ekspresi CD8 lemah pada semua skor diferensiasi (skor 1 dan 2). Uji hubungan antara ekspresi CD8 (p=1,00) dengan skor diferensiasi liposarkoma menunjukkan tidak didapatkan hubungan yang bermakna. Kesimpulan Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara ekspresi CD8 dengan skor diferensiasi liposarkoma. Kata kunci: apoptosis,CD8, liposarkoma.
Tampilan p63 Papilloma Sinonasal untuk Memprediksi Transfor-masi Maligna Menjadi Karsinoma Sel Skuamosa Ina Farida Rangkuti; M. Nadjib Dahlan Lubis; T. Ibnu Alferraly
Majalah Patologi Indonesia Vol 24 No 2 (2015): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.84 KB)

Abstract

Latar belakang Papilloma sinonasal adalah tumor jinak epitel traktus sinonasal yang tumbuh eksofitik atau endofitik, dengan atipia ringan sampai sedang, namun tanpa invasi stroma. Tumor ini terdiri atas varian inverted papilloma, exophytic papilloma, dan oncocytic papilloma. Meskipun jinak tumor ini bersifat agresif lokal, rekurensi, dan berpotensi transformasi maligna, paling sering menjadi karsinoma sel skuamosa. Gen p63 semakin dikenal sebagai gen penting yang turut berperan dalam perkembangan tumor. Ekspresi gen p63 pada karsinoma sel skuamosa menunjukkan bahwa gen p63 berperan sebagai onkogen. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola tampilan p63 pada berbagai varian papilloma sinonasal untuk memprediksi transformasi maligna menjadi karsinoma sel skuamosa. Metode Penelitian ini menggunakan metode potong lintang. Sampel penelitian diambil dari arsip blok parafin dan preparat histopatologik papilloma sinonasal mulai 1 Januari 2009 sampai 30 Juni 2013; dan 31 kasus dikumpulkan terdiri atas inverted papilloma (19) dan oncocytic papilloma (12). Dilakukan pemotongan ulang blok sampel dan dipulas dengan imunohistokimia p63, lalu dianalisa perbedaan tampilan pada kedua varian. Hasil Pada penelitian ini didapatkan skor imunoreaktif tampilan p63 dengan skor imunoreaktif 0-6 (ekspresi lemah), yaitu inverted papilloma 73,68% (14 dari 19 kasus) dan oncocytic papilloma 75% (9 dari 12 kasus); skor imunoreaktif 7-9 (eskpresi kuat), yaitu inverted papilloma 26,32% (5 dari 19 kasus) dan oncocytic papilloma 25% (3 dari 12 kasus); p value >0,05 (Fisher’s exact test). Kesimpulan Pada penelitian ini disimpulkan bahwa antibodi p63 tidak dapat digunakan untuk memprediksi transformasi maligna pada papilloma sinonasal menjadi karsinoma sel skuamosa. Kata kunci : inverted papilloma, oncocytic papilloma, papilloma sinonasal, p63.
Hubungan Ekspresi Epidermal Growth Factor Receptor dan Skor Gleason pada Karsinoma Prostat Susilawati Susilawati; Mezfi Unita; Ika Kartika; Irsan Saleh
Majalah Patologi Indonesia Vol 24 No 2 (2015): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1170.845 KB)

Abstract

Latar belakang Kanker prostat merupakan karsinoma terbanyak keenam di dunia dan penyebab kematian tersering kedua pada laki-laki. Epidermal growth factor receptor (EGFR) berperan penting dalam proses karsinogenesis tumor solid termasuk karsinoma prostat. Overekspresi EGFR dapat meningkatkan proliferasi sel tidak terkendali sehingga dapat digunakan sebagai faktor prognostik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ekspresi EGFR dan skor Gleason pada karsinoma prostat. Metode Penelitian ini adalah penelitian observasional potong lintang. Limapuluh sampel yang telah didiagnosa adenokarsinoma prostat terdiri dari 24 sampel jaringan hasil transurethral resection prostate (TURP) dan 26 sampel jaringan hasil prostatektomi. Sampel diambil dari arsip di Bagian Patologi Anatomik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang (periode 1 Januari 2010 sampai 31 Desember 2012). Kemudian sampel penelitian dipulas dengan antibodi EGFR, diidentifikasi dan dianalisis hubungan EGFR tersebut dengan skor Gleason. Hasil Positivitas ekspresi EGFR pada adenokarsinoma prostat cenderung lebih banyak dijumpai pada kelompok skor Gleason ≥7 (87,1%) daripada kelompok skor Gleason 0,05). Kesimpulan Tidak ada hubungan bermakna antara ekspresi EGFR dan skor Gleason pada adenokarsinoma prostat. Kata kunci : adenokarsinoma prostat, EGFR, skor Gleason.
Penilaian Indeks Apoptosis Karsinoma Medular Payudara pada Sediaan Eksisi/Mastektomi dan Simulasi Core Biopsy Erwina Muhadi; Endang SR. Hardjolukito; Kusmardi Kusmardi
Majalah Patologi Indonesia Vol 24 No 2 (2015): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.711 KB)

Abstract

Latar belakang Akibat gambaran morfologik dan imunohistokimia yang tumpang tindih, sulit dibedakan antara karsinoma medular dan karsinoma invasif no special type (NST) dengan gambaran medular derajat 3. Padahal kedua entitas tersebut memiliki perbedaan tata laksana dan prognosis. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penggunaan indeks apoptosis (IA) untuk mempertajam diagnosis karsinoma payudara medular secara obyektif. Metode Penelitian retrospektif analitik secara potong lintang telah dilakukan terhadap 20 kasus karsinoma medular dan 20 kasus karsinoma invasif NST derajat 3. Penilaian indeks apoptosis dilakukan dengan metode terminal deoxynucleotidyl transferase-mediated deoxyuridine triphosphate in situ nick endlabeling (TUNEL). Kedua kasus dilakukan simulasi core biopsy. Indeks apoptosis antara kedua kasus dibandingkan dan dihitung titik potongnya. Hasil Indeks apoptosis pada karsinoma medular lebih tinggi secara bermakna dibandingkan karsinoma invasif NST derajat 3 (p=0,001). Berdasarkan kurva ROC, didapatkan titik potong yang optimal pada IA 1,25. Uji kappa terhadap keselarasan sediaan simulasi core biopsy dan eksisi/mastektomi mendapatkan hasil 0,3. Kesimpulan Indeks apoptosis digunakan untuk mempertajam diagnosis karsinoma medular payudara pada sediaan eksisi/mastektomi. Indeks Apoptosis sediaan simulasi core biopsy tidak selaras dengan eksisi/mastektominya sehingga penggunaannya pada core biopsy dapat membantu jika IA>1,25 dengan morfologi mencurigakan karsinoma medular. Kata kunci : core biopsy, indeks apoptosis, karsinoma invasif NST, TUNEL.
Ekspresi VEGF dan p53 Mutan pada Derajat Diferensiasi Adeno-karsinoma Kolorektal Artika Uthary; Troef Soemarno
Majalah Patologi Indonesia Vol 24 No 2 (2015): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.81 KB)

Abstract

Latar belakang Adenokarsinoma kolorektal merupakan karsinoma kolorektal yang paling sering. Angiogenesis merupakan persyaratan penting untuk perkembangan, pengembangan dan metastasis tumor ganas. VEGF memainkan peranan penting dalam pengembangan angiogenesis pada beberapa keganasan termasuk adenokarsinoma kolorektal. Tumor supressor gen p53 adalah regulator transkripsi yang ampuh dari gen yang terlibat dalam aktivitas seluler, termasuk cell cycle arrest, apoptosis dan angiogenesis. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan ekspresi VEGF dan p53 pada adenokarsinoma kolorektal derajat diferensiasi tinggi, sedang dan rendah. Metode Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel dibagi dalam 11 derajat diferensiasi tinggi, 7 sedang dan 11 rendah yang telah didiagnosis di Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya periode 2011-2013. Sampel dilakukan pulasan imunohistokimia dengan antibodi monoklonal p53 dan poliklonal VEGF serta dinilai secara semikuantitatif. Perbedaan ekspresi VEGF dan p53 pada adenokarsinoma kolorektal derajat diferensiasi tinggi, sedang dan rendah dianalisa menggunakan Kruskal-Wallis. Hubungan antara ekspresi VEGF dan p53 dianalisa menggunakan Spearman. Hasil Didapatkan perbedaan ekspresi VEGF yang signifikan pada adenokarsinoma kolorektal derajat diferensiasi tinggi, sedang dan rendah (p
Ekspresi p53 Mutant dan EGFR pada Benign, Borderline, dan Malignant Phyllodes Tumor Dian Y. Lestari; Endang Joewarini
Majalah Patologi Indonesia Vol 24 No 2 (2015): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.088 KB)

Abstract

Latar belakang Tumor phyllodes pada payudara termasuk neoplasma stromal-epitelial yang jarang ditemui, yang secara histologis dapat dibedakan menjadi benign, borderline, dan malignant. Sampai saat ini patogenesis terjadinya tumor phyllodes masih belum jelas. Epidermal growth factor receptor (EGFR) merupakan salah satu reseptor sel di permukaan yang sampai sekarang diyakini memiliki peran dalam proses patogenesis dan progresifitas dari suatu keganasan. Mutasi dari gena P53 (tumor suppressor gene) umum terjadi pada berbagai macam keganasan, salah satunya pada kanker payudara. Tujuan penelitian ini untuk memahami hubungan ekspresi p53 dan EGFR pada benign, borderline dan malignant phyllodes tumor Metode Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel dibagi dalam; 10 benign, 5 borderline dan 7 malignant phyllodes tumor yang telah didiagnosis di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya periode 2009-2012. Pada sampel dilakukan pulasan immunohistokimia dengan antibodi monoklonal p53 dan EGFR serta dinilai menggunakan metode semikuantitatif. Perbedaan ekspresi p53 dan EGFR pada benign, borderline dan malignant phyllodes tumor dianalisis menggunakan Kruskal-Wallis. Hubungan antara ekspresi p53 dan EGFR pada tumor phyllodes dianalisa menggunakan Spearman. Hasil Didapatkan perbedaan ekspresi EGFR yang signifikan pada benign, borderline, dan malignant phyllodes tumor (p=0,022, p
Ekspresi LMP1 pada Sel Tumor Sediaan Sitologi Biopsi Aspirasi Kelenjar Getah Bening Leher pada Metastasis Karsinoma Nasofaring P. Poida B. Gurning; M. Nadjib D. Lubis; Delyuzar Delyuzar
Majalah Patologi Indonesia Vol 24 No 2 (2015): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.1 KB)

Abstract

Latar belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan keganasan nasofaring yang paling sering dan mempunyai hubungan yang erat dengan Epstein-Barr virus (EBV). Latent membrane protein1 (LMP1) yang merupakan salah satu protein EBV yang diketahui mempunyai peran dalam pertumbuhan karsinoma bahkan dalam metastasis KNF.Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) leher sering merupakan gejala utama keganasan pada pasien. Penggunaan sitologi biopsi aspirasi jarum halus tidak hanya mengkonfirmasi adanya metastasis, tetapi juga dapat memberikan petunjuk asal tumor primer. Tujuan penelitian ini untuk melihat ekspresi LMP1 pada sel tumor sediaan sitologibiopsi aspirasi KGB leher penderita KNF yang mengalami metastasis di leher. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik terhadap 34 slaid sitologi yang sudah didiagnosis sebagai metastasis KNF di Departemen Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, kemudian dilakukan pemeriksaan imunositokimia LMP1 dengan menggunakan anti-EBV latent membrane protein 1 antibody, ab7502 dengan metoda labelled streptavidin biotin immunoperoxidase complex. Hasil Pada penelitian ini 28 sampel (82,4%) menunjukkan ekspresi positif terhadap LMP1 dan 6 sampel (17,6%) menunjukkan tampilan negatif. Hasil uji perbandingan dengan Fisher’s exact test menunjukkan terdapat perbedaan bermakna ekspresi LMP1 pada keratinizing squamous cell carcinoma dibanding nonkeratinizing carcinoma dengan nilai p=0,003. Kesimpulan Ekpresi LMP1 pada sel-sel tumor hasil biopsi aspirasi kelenjar getah bening leher sangat mungkin merupakan metastasis KNF jenis nonkeratinizing carcinoma. Kata kunci : LMP1, metastasis karsinoma nasofaring, sitologi biopsi aspirasi jarum halus.
Ekspresi Mucin-6 (MUC6) pada Serrated Adenoma dan Adenoma Konvensional Displasia Keras sebagai Lesi Prekursor Kanker Kolorektal Pillipus Resar Andreano; Diah Rini Handjari; Benyamin Makes
Majalah Patologi Indonesia Vol 24 No 2 (2015): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.22 KB)

Abstract

Latar belakang Serrated adenomamerupakan lesi prekursor karsinoma kolorektal yang melalui jalur serrated pathways, dapat berkembang menjadi karsinoma kolorektal dalam waktu lebih singkat dibandingkan dengan adenoma konven-sional. Dalam perkembangannya diketahui adanya petandayang digunakan untuk lesi prekursor tersebut yaitu musin. Musin dapat mengalami perubahan molekular dalam proses diferensiasi, proliferasi dan invasi sel tumor ganas. Salah satu mucin yang berperan dalam proses karsinogenesiskarsinoma kolorektal adalah mucin-6(MUC6) aberan. Tujuanpenelitian ini untuk mengetahui perbedaan ekspresi mucin-6(MUC6) aberandi sito-plasma sel epitel mukosa kolorektal pada serrated adenoma (SA) dan adenoma konvensional displasia keras. Metode Penelitian retrospektif dengan studi analitik potong lintang, kasusserrated adenoma(SA) dan adenoma konvensional displasia keras, masing-masing 20 kasus.Dilakukanpemeriksaan immunohistokimia (IHK) padasemua kasus, dengan menggunakan antibodi primer mucin-6(MUC6)aberan. Hasil Kasus serrated adenoma(SA) yang menunjukkan ekspresi mucin-6(MUC6) aberan yang terdiri atas ekspresi lemah 4 kasus, sedang 9 kasus, dan kuat 4 kasus, dan juga terdapat 3 kasus yang tidak mengekspresikan mucin-6(MUC6) aberan. Sedangkan pada kasus adenoma konvensional displasia keras yang menunjukkan ekspresi mucin-6(MUC6) aberan terdiri atas ekspresi lemah 12 kasus, sedang 3 kasus, dan kuat 2 kasus dan juga terdapat 3 kasus yang tidak mengekspresikan mucin-6(MUC6) aberan, dan dilakukan ujistatistik chi-squaredengan nilai p=0,005. Kesimpulan Ekspresi mucin-6(MUC6) aberan pada serrated adenoma(SA)berbeda signifikan dibandingkan pada adenoma konvensionaldisplasia keras. Kata kunci:adenoma carcinomasequence,adenoma konvensional displasia keras, mucin-6,serrated adenoma.

Page 1 of 1 | Total Record : 8